Dalam rangka melakukan pencegahan stunting di Desa Tumbrasanom, mahasiswa UMM lakukan kegiatan posyandu dan senam lansia, sosialisasi pemberian pola asuh yang tepat dan optimal, perbaikan kebersihan lingkungan, serta peningkatan gizi nutrisi. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan penting dalam menjaga kesehatan anak-anak, mulai dari masa kehamilan hingga usia senja (20/02/2024).
Pengabdian yang memiliki fokus pada bahaya stunting ini dibawah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Hardianto Wibowo, S.Kom., MT selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Afiv Juli Anggara sebagai koordinator (FT/Teknik Mesin), Alfan Satria Anggayudha fokus pada dokumentasi dan publikasi (FT/Teknik Mesin), Sandi Prasetyo Bagaskoro sebagai perlengkapan (FT/Teknik Mesin), Revina Novi Ardani sebagai sekretaris (FISIP/Kesos), dan Elga Emilya Setiawan sebagai bendahara (FISIP/Kesos).
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang di inisiasi oleh PMM kelompok 12 gelombang 4 tahun 2024. Kegiatan ini menghadirkan sosialisasi kesehatan yang dikemas efektif bersamaan dengan kegiatan posyandu balita. Dalam kegiatan ini, Polindes Tumbrasanom yang didampingi oleh ibu ibu kader polindes turut terlibat. Program ini difokuskan pada ibu balita akan bahayanya stunting dan bagaimana cara mencegah stunting.
Pada dasarnya, stunting itu bukan penyakit, namun kondisi dimana seorang balita mengalami ketidaknormalan dalam hal pertumbuhan. Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan infeksi, gizi, terserang maupun stimulasi yang tak memadai.
Revina Novi salah satu anggota kelompok menjelaskan, bahwa anak yang mengalami stunting akan terlihat pada saat menginjak usia 2 tahun. “Stunting bisa terlihat ketika perawakan yang lebih pendek dibanding teman seusianya. Kondisi itu dipicu oleh malnutrisi dalam jangka waktu lama dan umumnya terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun,” ujarnya.
Elga Emilya salah satu anggota kelompok juga menambahkan bahwa pencegahan stunting ini, dimulai saat si buah hati masih dalam kandungan. Disaat dalam masa kandungan, disitu pula fokus kami dalam mencegah stunting di Desa Tumbrasanom ini. “Stunting itu dapat dicegah dengan pemberian pola asuh yang tepat, memberikan MPASI yang optimal, mengobati penyakit dialami anak, serta Perbaikan kebersihan lingkungan dan penerapan hidup bersih keluarga,” tambahnya.
Untuk mendukung kegiatan ini, Sandi Prasetyo sebagai bagian perlengkapan, menyiapkan tempat sekaligus media sosialisasi. Sosialisasi ini dikemas dengan santai, efektif dan mudah dipahami. Hal ini sebab menjadi harapan bahwa anak anak ini merupakan generasi emas penerus bangsa Indonesia. Dan ditangan mereka, dipundak mereka, semoga terwujud cita-cita Indonesia Emas 2045.
Untuk mendukung kegiatan ini juga, adanya sosialisasi kesehatan kepada para kelompok renta yaitu Lansia. Untuk para lansia, fokus pada kegiatan senam lansia dan tambahan kecukupan giji nutrisi pada lansia. Pada dasarnya mau tua muda, kesehatan itu mahal harganya. Maka dari itu pada pengabdian kali ini menekankan akan pentingnya kesehatan untuk keberlangsungan hidup meskipun diusia senja.
“Oleh karena itu kami mengajak seluruh warga Desa Tumbrasanom, untuk benar benar memperhatikan setiap kondisi kesehatan masing-masing. Kami mendukung intens terkait kegiatan pencegahan stunting, melalui info bulanan posyandu, spanduk/banner, informasi by WhatsApp, serta edaran RT. Besar harapan kami, melalui sosialisasi ini, membantu memberikan ilmu pengetahuan terhadap Ibu balita akan menjaga kebutuhan nutrisi anak, dimulai dari dalam kandungan” ujar Alfan.
Penulis: PMM kelompok 12 gelombang 4 tahun 2024
Editor: Abdul Khair