Imparo.net

Revolusi Cara Belajar di Era Neurosains

Identitas Buku

Judul: Learning How to Learn: Cara sukses Menguasai Hal Baru Tanpa Menghabiskan Waktumu

Penulis: Barbara Oakley, Ph.D., Terry Sejnowski, Ph.D., & Alistair McConville

Ilustrator: Oliver Young

Penerjemah: Azizah Fitriyani

Tahun Terbit : November 2023 (Cetakan Pertama)

Penerbit: Bentang Pustaka

Tebal Buku: 302 Halaman

ISBN: 978-623-186-252-5

Beberapa dari kita pasti pernah mengalami sulitnya mempelajari satu bidang keilmuan atau keterampilan motorik tertentu. Lalu tak jarang kita akan berpikir bahwa itu memang bukan bidang yang cocok dengan kita. Kita lantas meyakini bahwa otak tiap manusia hanya cocok dengan bidang-bidang tertentu. Misalnya, bagi orang eksakta akan sulit belajar ilmu humaniora dan begitu pula sebaliknya.

Namun, seiring berkembangnya penelitian di bidang neurosains, manusia semakin memahami bagaimana otak bekerja. Dari sinilah mitos-mitos tentang keterbatasan kemampuan belajar manusia mulai dibongkar.

Tidak semua kepercayaan kita tentang keterbatasan otak itu benar. Bisa jadi kita belum memahami cara memaksimalkan seluruh neuron agar dapat membantu kita mempelajari hal-hal baru dengan mudah.

Buku yang ditulis dengan bahasa yang mudah dan penuh ilustrasi ini akan mempermudah pembaca memahami bagaimana mempelajari cara belajar yang lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.

Buku “Learning How To Learn” adalah satu dari beberapa buku yang merangkum dengan baik hasil-hasil riset ilmiah tentang bagaimana sistem kerja otak ketika berpikir, bagaimana mekanisme pertumbuhan sinaps, dan bagaimana memori-memori baru disimpan.

Buku ini ditulis oleh tiga ilmuwan ternama di bidangnya, dengan Barbara Oakley, Ph.D., sebagai penulis utama. Oakley, seorang akademisi di Ramon y Cajal Distinguished University, memiliki latar belakang yang menarik.

Meskipun saat ini dia adalah profesor ilmu teknik di Universitas Oakland, Rochester, Michigan, pada awalnya dia tidak menyukai matematika dan sains. Kedua bidang tersebut bagaikan racun baginya. Oakley muda tidak memiliki passion pada bidang-bidang tersebut dan lebih tertarik pada pelajaran bahasa dan budaya.

Penulis kedua buku ini adalah Terry Sejnowski, Ph.D., seorang profesor ilmu biologi dari Universitas California, San Diego dan investigator di Howard Hughes Medical Institute. Sejnowski memiliki fokus penelitian yang intensif di bidang neurosains, khususnya perkembangan neuron di otak.

Dengan keahliannya yang mumpuni, Sejnowski berkontribusi dalam buku ini dengan memasukkan riset-riset terkini tentang otak manusia. Bersama Oakley, Sejnowski juga mendirikan dan mengajar di kursus daring terbuka dan terbesar “Mempelajari Cara Belajar: Alat Mental yang Kuat untuk Membantu Anda Menguasai Mata Pelajaran yang Sulit”.

Selanjutnya penulis ketiga buku ini adalah Alistair McConvie, Direktur Pembelajaran dan Inovasi di Bedales School di Hampshire, Inggris. Selain menjadi pengajar, McConvie sangat tertarik di dunia riset yang menghubungkan ilmu saraf dan pendidikan. Ia juga penulis yang piawai sehingga mempunyai kontribusi yang cukup besar pada penyusunan kata dalam buku ini sehingga mudah dibaca dan tidak terlalu formal.

Selain menuangkan hasil penelitian mereka dan menjaring penelitian terkini di bidang neurosains, ketiga penulis melengkapi buku ini dengan kasus-kasus nyata. Kasus-kasus ini mereka ambil dari pengalaman pribadi dan keluarga mereka. Masing-masing memiliki pengalaman unik dalam proses belajar.

Memahami Dua Cara Berpikir Otak: Fokus dan Difusi

Otak manusia memiliki dua cara berpikir utama, yaitu fokus dan difusi. Saat fokus, manusia menggunakan bagian otak tertentu untuk bekerja. Mode fokus biasanya digunakan saat belajar hal baru. Sedangkan mode difusi terjadi saat manusia tidak memikirkan sesuatu secara spesifik.

Pada mode ini, bagian otak yang bekerja lebih menyebar dan berbeda dengan saat fokus. Hal ini dapat membantu manusia membuat koneksi imajinatif dan menghasilkan ide-ide baru. Kedua mode berpikir, fokus dan difusi, sama-sama penting. Manusia harus menggunakannya secara proporsional dan beralih dari satu mode ke mode lainnya dengan tepat.

Metode berpikir fokus digambarkan seperti papan permainan pinball dengan bumper yang banyak dan saling berdekatan sehingga bola bergerak dalam pola yang rapat. Papan itu mempunyai beberapa lubang yang mengantar bola pada papan di bawahnya yaitu mode difusi dengan bumper yang agak longgar.

Pikiran yang diibaratkan sebuah bola pinball bergerak lebih luas di sekitar meja. Oleh sebab itu, jika bola jatuh ke meja bawah, saat belajar, kita harus sadar untuk mengembalikan bola ke atas, yaitu mode fokus. Namun, fokus yang terlalu lama juga tidak baik.

Belajar di era sekarang memang mempunyai banyak distraksi sehingga pikiran kita sulit sekali fokus dan terjebak pada pikiran difusi. Sebenarnya mode difusi juga sangat baik, namun jika kita tidak mengisi otak kita dengan pengetahuan yang banyak, maka kita tidak mempunyai banyak pilihan untuk mengkombinasikan pengetahuan kita menjadi ide-ide baru.

Salah satu cara untuk mengatur peralihan dari berpikir difusi ke konsentrasi, dan begitu juga sebaliknya, secara proporsional adalah dengan menggunakan pengatur waktu pomodoro.

Dengan menggunakan pomodoro ini membuat sistem kerja otak kita bekerja lebih efektif pada saat belajar. Pomodoro juga membuat kita terhindar dari penundaan waktu belajar atau penundaan penyelesaian tugas.

Penulis juga membahas tentang bagaimana neuron tumbuh ketika kita belajar atau mempelajari suatu keterampilan baru. Saat kita kita belajar atau berlatih maka lebih banyak neuron yang bergabung.

Semakin diasah maka hubungan sinapsis antar neuron menjadi semakin kuat. Dari riset terbaru memang menjelaskan sifat neuroplastisitas yaitu perubahan dan perkembangan jalur saraf pada otak karena proses belajar.

Selain menerangkan tentang hamparan biologis sistem saraf, buku ini juga membahas beberapa cara-cara praktis namun efektif dalam menyimpan dan mengakses ingatan-ingatan baru.

Tak tanggung-tanggung, penulis mengambil dari strategi berpikir dan mengingat para jawara ingatan dunia seperti Nelson Dellis (juara lima kali kejuaraan mengingat Amerika), Santiago Ramon y Cajal (peraih nobel fisiologi), dan Guang Yang (neurosaintis). Beberapa diantaranya adalah membuat metafora, teknik istana memori, membuat catatan tangan, hingga mengajarkan hal yang dipelajari kepada orang lain.

Keunggulan Buku Ini: Sederhana, Menarik, dan Praktis

Berbeda dengan buku neurosains yang rumit dan buku belajar yang membosankan, buku ini disusun dengan pendekatan sederhana dan menarik, tanpa mengurangi substansinya. Anak-anak pun dapat memahami dan menerapkan latihannya dengan bimbingan orang dewasa.

Setiap akhir bab dilengkapi rangkuman dan soal latihan untuk memperdalam pemahaman dan melatih ingatan. Hal ini membantu pembaca memahami konsep dan menerapkannya secara praktis.

Neurosains membuktikan bahwa hal-hal kecil, seperti berolahraga, mencatat dengan tangan, dan makan makanan bergizi, sangat berpengaruh terhadap kinerja otak saat belajar. Tentunya hasil yang maksimal adalah ketika kita bisa konsisten selalu belajar dan melatih otak kita setelah selesai membaca buku ini.

“Semakin banyak kamu belajar, berlatih, dan tidur, semakin banyak pula kamu menumbuhkan tulang dendritik dan jaringan sinaps baru. Jaringan yang lebih kuat ditambah lebih banyak jaringan” ( hal. 92)

Penulis: Kukuh Basuki Rahmat

Editor: Bintang S. W. 

Terbaru

Terpopuler

  • donasi-imparo