Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melaksanakan program magang di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang, mengadakan pelatihan peer support dan self-awareness pada 31 Desember 2024. Kegiatan ini berlangsung di SPS Kenanga dan diikuti oleh siswa SMP dan SMA dari Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso. Program ini bertujuan untuk membantu remaja mengenali potensi diri dan memberikan dukungan emosional kepada teman sebaya mereka.
Kegiatan diawali dengan permainan ular tangga “About Me,” sebuah metode interaktif yang dirancang untuk membangun kesadaran diri peserta. Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok dan bergantian bermain dengan melempar dadu. Ketika mendarat di kotak berwarna tertentu, mereka diminta menjawab pertanyaan reflektif dari kartu yang disediakan. Pertanyaan-pertanyaan seperti “Apa impianmu untuk masa depan?” atau “Bagaimana menghadapi kelemahan diri?” membantu peserta menggali pemahaman lebih dalam tentang diri mereka.
“Permainan ini menyenangkan, tapi juga membuat saya berpikir lebih dalam tentang siapa saya dan apa yang ingin saya capai,” ujar salah satu peserta, Thea, siswa kelas VIII.
Setelah permainan, fasilitator memimpin sesi refleksi untuk menyatukan pandangan dan memberikan umpan balik tentang pentingnya mengenali diri sendiri sebagai langkah awal membangun kepercayaan diri.
Sesi selanjutnya membahas active listening atau mendengar secara aktif, yang merupakan salah satu keterampilan utama yang harus dimiliki oleh seorang peer support. Dalam sesi ini, peserta menerima materi singkat tentang mendengarkan dengan penuh perhatian dan dilanjutkan dengan praktik berkelompok. Anak-anak diminta berbagi cerita dengan temannya sambil mempraktikkan teknik mendengarkan aktif.
“Kadang, kita hanya perlu didengar tanpa dihakimi. Saya merasa lega bisa berbagi, dan sekarang saya tahu bagaimana menjadi pendengar yang lebih baik,” kata Wahyu, siswa kelas XI.
Pelatihan berlanjut dengan sesi pengembangan empati dan prososial. Dalam kelompok kecil, peserta membagikan pengalaman yang menyentuh atau bermakna bagi mereka. Beberapa peserta tergerak hingga meneteskan air mata, sementara yang lain menunjukkan empati dengan memberikan dukungan emosional.
Fasilitator mengapresiasi sikap positif yang muncul selama sesi ini dan menekankan pentingnya terus melatih empati dan prososial agar dapat diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, peserta diajarkan cara menjaga kesehatan mental mereka setelah memberikan dukungan kepada orang lain. Dalam sesi ini, mereka menuliskan pengalaman tidak menyenangkan yang dialami selama satu tahun terakhir, kemudian menyobek kertas tersebut sebagai simbol melepaskan beban masa lalu.
“Menjaga kesehatan mental itu penting, karena bagaimana kita bisa membantu orang lain kalau diri kita sendiri tidak baik-baik saja,” jelas salah satu fasilitator dalam sesi tersebut.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari DP3A Kabupaten Malang. Kepala DP3A, dalam sambutannya, menekankan pentingnya keberlanjutan program semacam ini. “Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi anak-anak. Kami berharap ini tidak berhenti sampai di sini saja, agar dampaknya bisa dirasakan lebih luas,” ujarnya.
Peserta juga mengungkapkan kepuasan mereka terhadap kegiatan ini. “Saya belajar banyak hal baru yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Semoga kegiatan ini bisa terus diadakan,” ujar salah satu peserta.
Satgas PPA Desa Ngijo turut mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Mereka berharap pelatihan ini dapat membantu anak-anak Desa Ngijo menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan mampu mendukung teman-temannya, sehingga manfaatnya dapat menyebar ke komunitas yang lebih luas.
Kontributor: Maya (Mahasiswa Psikologi UMM)
Editor: Abdul Khair