Struktur kurikulum yang kaku dan pengajaran yang konvensional dapat menjadi penghambat bagi mahasiswa untuk menjelajahi minat dan bakat mereka sendiri. Hal ini dapat diamati ketika mahasiswa merasa terikat pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh dosen atau institusi pendidikan melalui kurikulum yang disediakan yang harusnya merdeka belajar, lebih banyak fokus diberikan pada pencapaian akademik seperti Indeks Penilaian Kumulatif (IPK). Dampaknya adalah berkurangnya ruang untuk pengembangan keterampilan mendalam dan pemahaman konsep yang lebih baik.
Pendidikan konvensional Indonesia
Struktur kurikulum yang kaku dan pengajaran yang konvensional dapat menjadi penghambat bagi mahasiswa untuk menjelajahi minat dan bakat mereka sendiri. Hal ini dapat diamati ketika mahasiswa merasa terikat pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh dosen atau institusi pendidikan melalui kurikulum yang disediakan yang harusnya merdeka belajar, lebih banyak fokus diberikan pada pencapaian akademik seperti Indeks Penilaian Kumulatif (IPK). Dampaknya adalah berkurangnya ruang untuk pengembangan keterampilan mendalam dan pemahaman konsep yang lebih baik.
Namun, tantangan terbesar mungkin terletak pada pemahaman dan implementasi konsep Merdeka Belajar di dalam institusi pendidikan. Pembelajar maupun pendidik perlu memahami bahwa Merdeka Belajar bukan hanya tentang melepaskan diri dari belenggu kurikulum yang kaku, tetapi juga tentang menjadi agen aktif dalam proses pembelajaran.
Faktanya, beberapa dari kehadiran mereka di bangku perkuliahan hanya sebagai penonton, bukan lagi sebagai pembelajar aktif yang memiliki tanggung jawab terhadap kebutuhan mereka sebagai alasan untuk berkuliah, ini akan menjadi kerugian besar bagi pembelajar. Proses belajar perlu didesain agar terdapat diskusi dua arah yang demokratis.
Di sisi yang lain, pendidik sebagai fasilitator perlu memahami bahwa pendekatan Merdeka Belajar menuntut adanya ruang partisipasi yang lebih besar bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Ini membutuhkan perubahan paradigma dalam cara mendidik, dengan lebih menekankan pada eksplorasi, kreativitas, dan pemecahan masalah daripada penyampaian informasi secara pasif, ini akan membuktikan peran pendidik membawa perubahan atas budaya pembelajar satu arah atau tidak.
Pendekatan ini memerlukan pendidik untuk lebih memfasilitasi daripada mengarahkan, memperkuat budaya pembelajaran yang kolaboratif dan responsif. Dengan memberikan penekanan yang lebih besar pada interaksi aktif antara pendidik dan mahasiswa, serta antara sesama mahasiswa, pendidik dapat membawa perubahan yang signifikan dalam budaya pembelajaran yang sebelumnya cenderung satu arah atau pasif. Ini adalah langkah penting dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tuntutan dunia modern yang terus berubah.
Pendidikan relevan dan membebaskan
Pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk pembelajar yang mandiri, kreatif, dan proaktif. Bagi seorang pembelajar, transformasi ini menuntut kesadaran akan peran mereka sebagai agen perubahan dalam proses pembelajaran.
Pembelajar perlu memanfaatkan konsep Merdeka Belajar untuk mengambil kendali atas proses pembelajaran mereka sendiri, menjelajahi minat dan bakat mereka, serta aktif berpartisipasi dalam diskusi dan eksplorasi ilmu pengetahuan. Dengan demikian, mereka dapat mengembangkan keterampilan kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah yang sangat diperlukan di era modern.
Merdeka Belajar merupakan sebuah konsep yang membebaskan pembelajar untuk mengambil kendali penuh atas proses pembelajaran mereka sendiri. Hal ini mengisyaratkan perlunya pembelajar aktif mengeksplorasi minat dan bakat yang dimiliki, sehingga mereka dapat mengalami pengalaman belajar yang lebih bermakna dan memuaskan. Dengan mengadopsi pendekatan ini, pembelajar tidak hanya menjadi penerima pasif informasi, tetapi juga menjadi agen aktif dalam pencarian pengetahuan.
Melalui partisipasi aktif dalam diskusi dan eksplorasi ilmu pengetahuan, mereka tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka, tetapi juga mengasah keterampilan kritis, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah yang sangat penting dalam menghadapi tantangan era modern. Dengan demikian, konsep Merdeka Belajar mendorong pembelajar untuk menjadi individu yang mandiri dan proaktif dalam mengembangkan diri mereka sendiri.
Sementara itu, bagi para pendidik, pendidikan mendorong adopsi pendekatan pengajaran yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan dan minat mahasiswa. Mereka perlu menyadari bahwa pendekatan konvensional yang terpusat pada pengajaran pasif tidak lagi cukup untuk memenuhi tuntutan zaman.
Melalui penerapan konsep Merdeka Belajar, para pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan potensi mereka sepenuhnya, memberdayakan mereka untuk menjadi pembelajar yang aktif, kreatif, dan berorientasi pada solusi. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan relevan, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri dan kesiapan yang lebih baik.
Penulis: Taufik Nur Ramadhan
Editor: Bintang S. W.