Identitas Buku
Judul Buku : Sekolah Dibubarkan Saja!
Penulis Buku : Afdillah Chudiel
Tahun Terbit : 2019
Penerbit : Berdikari Book
Tebal Buku : xxii + 159 halaman
Buku ini merupakan kumpulan tulisan relawan yang sempat menjadi aktivis kesehatan dan reproduksi di daerah Sumatra Barat. Tulisan ini merupakan hasil diskusi serta penelitian yag dilakukan oleh penulis di ranah minang itu, kepedulian yang sudah lama tersimpan terhadap permasalahan pendidikan, penulis tuangkan kedalam buku “Sekolah Dibubarkan Saja!”.
Buku yang berisi tulisan tentang pengalamannya saat menjadi relawan dan berinterkasi dengan permasalahan yang dialami oleh pelajar, khususnya mengenai konsep pembelajaran di sekolah. Kekecewaan yang dialami oleh para pelajar disana terhadap perlakuan dari sekolah yang cenderung memandang siswa hanya sebagai objek pendidikan yang harus tunduk kepada apa yang diperintahkan sekolah, dan
Adapun hal lainnya yang membuat buku ini ditulis adalah masih banyak anak dan orang tua didaerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) yang kurang peduli dengan pendidikan. Sebab, sekolah didaerah tersebut dalam pengajarannya kurang memperhatikan kebutuhan baik secara pengetahuan atau kemampuan yang seharusnya diberikan sesuaikan dengan kebutuhan dari murid, dan bukan memberikan apa yang dihendekai oleh sekolah
Sebagai buku yang membahas dan mencoba mengevaluasi sistem pendidkan di Indonesia, Chudil cukup baik mengemas pengalamannya untuk coba dihubungkan dengan bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan. Chudil yang juga mengutip tulisan Roem Topatimasang pada buku Sekolah itu Candu, yaitu “Jika pada akhirnya nanti saya tetap akan jadi petani juga, meski sudah bersekolah tinggi-tinggi dan jauh-jauh ke kota, mengapa saya tidak mulai dari sekarang saja?”. Cukup memperjelas bagaimana pendidikan yang dalam sekolah itu berorientasi, yaitu berdasarkan kebutuhan yang harus dimiliki oleh siswa dengan memperhatikan konteks daerah tersebut.
Akan tetapi, dalam penulisan buku ini. Penulis masih memiliki beberapa kekurang khususnya kasus yang diangkat dan dicoba untuk menarik sebuah kesimpulan hanya mencoba berdasarkan pengalaman yang terdapat disuatu daerah. Rasanya akan menjadi lebih gagah buku ini ketika mencoba membandingkan bukan hanya berdasarkan sebuah perbandingan konsep, tetapi juga sampai ke tahap perbandingan realitas atas pendidikan itu sendiri.
Terakhir, buku ini adalah sebuah buku yang layak untuk menjadi referensi untuk melihat realita pendidikan Indonesia sampai saat ini. Sebab, apa yang dikatakan penulis dalam bukunya yang pertama kali terbit tahun 2019 masih sampai saat ini terjadi di tahun 2022. Artinya, pendidikan Indonesia harus tetap berbenah agar menjadi lebih baik dan selalu memperhatikan sisi humanitas dalam pelaksanannya.
Penulis: Abdul Khair