Identitas Buku
Judul: Teokrasi, Sekularisme dan Khilafahisme
Penulis: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.
Tahun Terbit : 2022
Penerbit: Pustaka LP3ES
Tebal Buku: 280 Halaman
Buku Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahisme karya Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie menyajikan analisis mendalam tentang hubungan antara agama dan negara, khususnya dalam konteks demokrasi modern di Indonesia. Dengan membedah tiga konsep utama—teokrasi, sekularisme, dan khilafahisme—penulis tidak hanya menelusuri sejarah dan perkembangan ide-ide ini, tetapi juga mengevaluasi dampaknya terhadap tatanan politik dan sosial bangsa.
Dalam pembahasan teokrasi, Prof. Jimly mengupas gagasan bahwa kekuasaan negara dianggap sebagai perpanjangan kehendak Tuhan. Konsep ini sering digunakan sebagai landasan bagi mereka yang mendambakan negara berbasis agama. Di sisi lain, sekularisme, yang memisahkan institusi agama dan negara, dipresentasikan sebagai mekanisme untuk menjaga kebebasan beragama serta menghindari monopoli satu agama dalam pengelolaan negara. Sedangkan khilafahisme, yang merujuk pada sistem pemerintahan Islam, dibahas secara kritis sebagai ide yang seringkali memantik perdebatan di dunia Islam modern.
Penulis dengan terampil menggambarkan bagaimana ketiga konsep ini, meskipun sering dilihat sebagai alternatif yang saling bertentangan, memiliki implikasi yang lebih kompleks dalam konteks pluralisme dan kebebasan beragama. Ia mengajak pembaca untuk melihat lebih jauh dari retorika politik dan memahami esensi serta potensi kolaborasi antara agama dan prinsip demokrasi.
Buku ini menyoroti bagaimana demokrasi Indonesia, meski berlandaskan prinsip-prinsip sekuler, tetap memberikan ruang bagi nilai-nilai agama dalam kehidupan berbangsa. Melalui analisis konstitusi dan sejarah politik, Prof. Jimly menawarkan solusi untuk menjembatani dua kutub: tuntutan moral keagamaan dan kebutuhan akan pluralitas serta kebebasan. Dengan gaya penulisan yang logis dan argumentasi yang terstruktur, buku ini mampu menyajikan wacana yang relevan bagi pembaca dari berbagai latar belakang.
Keunggulan buku ini terletak pada kedalaman analisisnya. Penulis memanfaatkan referensi akademik yang solid untuk mendukung argumennya, menciptakan perspektif yang kaya dan komprehensif. Pemaparan yang sistematis menjadikan buku ini cocok bagi kalangan akademisi maupun praktisi politik.
Namun, pembahasan yang terlalu teknis dalam beberapa bagian dapat menjadi tantangan bagi pembaca awam. Istilah akademik seperti “teokrasi” dan “khilafah” dijelaskan dengan pendekatan yang cenderung abstrak, sehingga pembaca tanpa latar belakang hukum atau politik mungkin kesulitan memahaminya. Selain itu, minimnya contoh konkret atau ilustrasi grafis membuat beberapa konsep terasa berat untuk dicerna.
Sebagai karya yang mengupas dinamika hubungan agama dan negara, buku ini tidak hanya menyajikan wawasan tetapi juga memicu refleksi mendalam bagi pembacanya. Prof. Jimly berhasil menghadirkan pandangan yang berimbang, mengingatkan pembaca bahwa nilai-nilai agama dan prinsip demokrasi dapat saling melengkapi dalam mewujudkan harmoni sosial.
Bagi pembaca yang tertarik dengan isu-isu konstitusi, ideologi negara, dan dinamika demokrasi, Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahisme adalah bacaan wajib. Meski gaya bahasanya lebih cocok untuk kalangan akademisi, buku ini tetap relevan bagi masyarakat umum yang ingin memahami dilema dan peluang yang muncul dalam hubungan antara agama dan negara di Indonesia. Dengan demikian, buku ini menjadi kontribusi penting bagi wacana pembangunan bangsa yang inklusif dan demokratis.
Penulis: Muhammad Rizkillah (Mahasiswa Fakultas Hukum UMM)
Editor: Abdul Khair