Mengabdi untuk negeri dan menjadi berguna bagi bangsa menjadi semangat utama dalam pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 2024. Program PMM Bhaktiku Negeri ini, yang melibatkan sebanyak 4.747 mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, resmi dimulai dengan pembukaan oleh Rektor UMM, Prof. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE., M.Si. Salah satu kelompok yang turut ambil bagian adalah Kelompok 33 Gelombang 4, yang memilih Desa Donowarih sebagai lokasi pengabdian mereka.
Kelompok 33, yang terdiri dari lima mahasiswa—Andi Noer Qalby Syarief sebagai Koordinator, Muhammad Rahmani Hafidzi, Andira Xena Cantika, Marsa Novela Rosa, dan Delia Rohmatul Jannah—mengusung tema “Menyemai Harmoni: Langkah Preventif dan Kuratif Terhadap Bullying di Desa Donowarih dalam Lingkup Anak-anak dan Remaja.” Melalui program ini, mereka berupaya meminimalisir perilaku perundungan (bullying) yang menjadi isu penting di sekolah-sekolah di wilayah tersebut.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang dilaksanakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang. Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa dengan kondisi nyata di masyarakat, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan masyarakat.
Kehadiran mahasiswa UMM disambut hangat oleh masyarakat setempat. Pak Ari, Sekretaris Desa Donowarih, menyampaikan kegembiraannya atas inisiatif mahasiswa yang melakukan PMM di desanya. “Kami sangat gembira dan menerima ketika ada mahasiswa yang mau melakukan KKN atau PMM di Desa Donowarih ini,” ujarnya. Dukungan penuh dari perangkat desa ini menjadi fondasi penting bagi kelancaran program yang dilaksanakan oleh Kelompok 33.
Namun, program ini pada awalnya menimbulkan kebingungan di kalangan warga desa, terutama terkait istilah bullying yang masih asing bagi mereka. Banyak warga yang mengira bullying hanyalah bentuk sederhana dari perilaku tidak bersahabat, seperti yang dijelaskan oleh Pak Udin dari Dusun Jara’an yang menyamakan istilah tersebut dengan “Gak bolo,” yang dalam bahasa Jawa berarti tidak diajak berteman.
Melihat kurangnya pemahaman ini, mahasiswa PMM Kelompok 33 mengambil langkah penting dengan memberikan psikoedukasi terkait bullying dan dampak buruknya. Mereka mengadakan diskusi dengan perangkat desa, termasuk Pak Ari yang mengakui bahwa perundungan telah menyebabkan beberapa anak di desanya putus sekolah, sehingga intervensi ini sangat penting untuk dilakukan.
Melalui berbagai kegiatan edukasi, Kelompok 33 menekankan pentingnya mengenali tindakan bullying dan langkah-langkah untuk mencegahnya. Mereka memperkenalkan jargon kuat yang diulang dalam setiap kegiatan: “Sebarkan Kebaikan, Buktikan Kepedulian, Jangan Ada Pembulian. PAHAM?!” Jargon ini dirancang untuk membentuk pola pikir positif dan mendorong perilaku anti-bullying di kalangan masyarakat.
Selain menangani bullying, Kelompok 33 juga memperkenalkan pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama bagi anak-anak dan remaja. Melalui pendekatan edukatif dan inklusif, mereka berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan mental anak-anak. Langkah ini melibatkan seluruh warga, termasuk anak-anak, orang tua, dan guru, untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari bullying.
Mahasiswa juga memperluas sosialisasi mereka dengan menggunakan media sosial, mengampanyekan gerakan anti-bullying melalui tagar #DonowarihStopBullying. Kampanye ini bertujuan menyebarkan pesan positif dan mendorong masyarakat untuk mengambil langkah nyata dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak dan remaja.
Kehadiran mahasiswa PMM UMM di Desa Donowarih membawa harapan baru bagi masyarakat, terutama dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi perkembangan anak-anak. Dengan dedikasi yang tinggi dan semangat pengabdian, Kelompok 33 terus menyebarkan pesan persatuan, kepedulian, dan perubahan positif yang diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang.
Penulis: PMM Gelombang 4 Kelompok 33
Editor: Abdul Khair