Imparo.net

Mahasiswa UMM Ikut Andil Membantu Branding Wisata Edu Kopi Wonosantri

Mahasiswa UMM bersama M. Ali Machrus, pemuda asli Singosari, Malang inisiasi Wisata Edu Kopi. Melalui perkumpulan petani kopi Wonosantri, Ali menginisiasi Gerakan Edukopi untuk memberikan edukasi kepada petani kopi di Lembah Arjuno. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas produksi dan pengolahan kopi, serta meningkatkan pengetahuan para petani tentang potensi kopi Lemar. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) (28/02/2024).

Edu wisata Kopi bermula dari M. Ali Machrus atau sering disapa Ali merupakan pemuda asli daerah Singosari, Malang yang terkenal dengan sosok pembelajar. Ali menempuh Pendidikan S1 dan S2 nya di Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 

Saat menjadi penerima beasiswa LPDP, Ali memiliki komitmen untuk berkontribusi melalui pengabdiannya ke daerah tanah kelahirannya. Selepas lulus S2 pada pertengahan tahun 2020, Ali yang juga sebagai santri mengabdi kembali ke pondok asalnya di Singosari. Gus Ulum adalah guru Ali di pondok yang juga memiliki perkumpulan para petani kopi pada saat itu.

Ali melihat potensi yang sangat luar biasa dari jenis kopi ini. Kopi Lemar atau Kopi Lembah Arjuno pernah menjadi juara lelang nasional kopi di Bali, kategori arabika speciality grade yang paling tinggi. 

Secara geografis, iklim di lembah Arjuno Singosari yang terletak pada kaki Gunung Arjuno sangat cocok untuk penanaman pohon kopi.  “Jadi saya pikir ini ada potensi bagus, tapi nggak booming karena petaninya ya tua-tua, masih tradisional, alat-alatnya belum banyak, masih seadanya, dan belum bisa menjual dalam keadaan matang. Jualnya masih keadaan mentah kemudian sosial media mereka ‘nggak nguasai, dan lain-lain. Saya coba bantu. Istilahnya booming bahwa kopi ini pernah juara. Akhirnya saya masuk,” cerita Ali.

Ali memulai dengan merapikan semua urusan administrasi dan legalitas hingga akhirnya menjadikan perkumpulan para petani kopi tersebut resmi dinamakan Wonosantri. Asal katanya, Wono berarti hutan, dan santri menjadi background orang-orang yang masih memiliki semangat mencari ilmu. Selain fokus pada produksi dan pengolahan biji kopi, Wonosantri juga mempunyai suatu gerakan yang bernama Gerakan Edukopi.

Gerakan ini memberikan edukasi kepada para petani di Lembah Arjuno atas besarnya potensi yang dimiliki Kopi Lemar. “Jadi petani istilahnya mengolah kopi itu masih tradisional sehingga harganya ‘nggak bisa mahal, kemudian masih banyak tengkulak. Akhirnya, gerakannya ada di edukasi untuk mereka,” tambah Ali.

Dari skala 100 persen, menurut Ali faktor yang mempengaruhi rasa kopi secara signifikan 60 persen berasal dari faktor petani, roasting atau penyangraian sebesar 30 persen, dan barista penyajian sebesar 10 persen. Jadi kopi enak yang biasa diminum 60 persen ditentukan oleh para petani, dimulai dari proses penanam, perawatan hingga pemanenannya.

Di edukopi ini Ali dan timnya membagikan ilmu kepada para petani kopi agar kualitas rasa kopinya selalu terjaga. Karena Kopi Lemar termasuk dalam kopi grade premium, dalam produksinya, Wonosantri menerapkan SOP yang sangat panjang dan berbeda dari jenis kopi lainnya. 

SOP yang panjang inilah yang membuat cita rasa kopi Lemar menjadi premium. Brand Kopi Lemar telah memiliki hak paten yang sudah terdaftar di HAKI sehingga kopi ini hanya diproduksi oleh Wonosantri yang menjaga quality control-nya.

Edu Wisata Kopi sekarang juga terbuka untuk umum, Dimana masyarakat mana pun bisa ikut serta meniba ilmu tentang kopi. Yang mana kelompok tani wonosantri mempunyai paket edu wisata kopi yang terjangkau dimuali dari Rp. 50.000,-.

Penulis: PMM kelompok 23 gelombang 3  tahun 2024

Editor: Abdul Khair

Terbaru

Terpopuler

  • donasi-imparo