Imparo.net

Mahasiswa UMM Dokumentasikan Upacara Piodalan di Lumajang, Raih Perhatian Luas di Media Sosial

Kelompok Pengabdian Universitas Muhammadiyah Malang kelompok 100 gelombang 1, melakukan pengabdian di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Selama kurang lebih satu bulan, mereka melaksanakan program promosi budaya Indonesia, khususnya upacara Piodalan di salah satu pura di Lumajang.

Elma Maritza bersama empat rekannya—Ganesha Mahardika, Faliqul Ishbah, Salsabila Aurelia RA, dan Rusda Nur Sahbani—mereka merancang sebuah program yang bertujuan mendokumentasikan upacara keagamaan umat Hindu, yaitu Piodalan. Upacara Piodalan ini sangat istimewa karena hanya dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, sehingga menjadi momen yang sangat penting bagi masyarakat Hindu di Desa Senduro.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa dengan kondisi nyata di masyarakat, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan masyarakat.

Piodalan adalah upacara kebersyukuran yang dilakukan umat Hindu sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta. Upacara ini berlangsung selama dua minggu, dari tanggal 20 Juli hingga 4 Agustus 2024, dan melibatkan berbagai rangkaian kegiatan ritual yang sakral. Tim PMM UMM ikut serta dalam serangkaian upacara tersebut, tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai peserta yang aktif membantu masyarakat dalam pelaksanaannya.

Elma dan timnya berinisiatif untuk mendokumentasikan seluruh momen dalam upacara tersebut. Mereka merekam berbagai prosesi, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan, dan mengemasnya menjadi sebuah video singkat yang kemudian diunggah ke media sosial.

“Kami mengunggahnya di Instagram dan TikTok. Senang sekali melihat respons yang sangat positif, dengan jumlah viewers mencapai 5.557 dalam waktu singkat,” ujar Elma. Hal ini menunjukkan betapa besar minat publik terhadap promosi budaya lokal yang dilakukan oleh para mahasiswa ini.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi muda, tetapi juga kepada khalayak internasional. “Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki budaya yang sangat kaya dan unik. Upacara Piodalan ini adalah salah satu contohnya, dan kami berharap video yang kami buat bisa menjadi jendela bagi dunia luar untuk mengenal lebih dekat tradisi kita,” tambah Elma.

Warga Desa Senduro sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa PMM UMM. Mereka merasa terbantu dengan dokumentasi yang dilakukan oleh Elma dan timnya, karena momen Piodalan ini sangat berharga dan jarang terjadi. Beberapa warga bahkan menyampaikan rasa syukur mereka karena upacara yang hanya dilaksanakan setiap 10 tahun sekali ini kini bisa diabadikan dan dikenang, tidak hanya oleh generasi sekarang tetapi juga oleh generasi mendatang.

Elma berharap program seperti ini bisa terus berlanjut dan dikembangkan lebih luas lagi. “Kita harus bangga dengan budaya kita sendiri, dan tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa budaya ini tetap hidup dan dikenal oleh dunia,” pungkasnya.

Selain mendokumentasikan upacara Piodalan, Elma dan timnya juga memberikan edukasi kepada masyarakat desa tentang pentingnya pelestarian budaya lokal. Mereka mendorong warga, terutama generasi muda, untuk lebih aktif dalam mempromosikan budaya daerahnya, baik melalui media sosial maupun kegiatan lainnya. Edukasi ini disambut baik oleh masyarakat, yang merasa bahwa peran generasi muda sangat penting dalam menjaga kelestarian tradisi.

Penulis: Nisrina Nabila (Reporter Imparo.net)

Editor: Abdul Khair

Terbaru

Terpopuler

  • donasi-imparo