Mahasiswa UMM bantu tingkatkan value product untuk nelayan dan warga desa pendampingan kepada nelayan dan warga Desa Kandangsemangkon, Kabupaten Lamongan. Salah satu program unggulan adalah “Value-Added packaging” yang meningkatkan nilai produk ikan giling melalui kemasan yang menarik. Melalui pendekatan ini, diharapkan perekonomian dan kualitas hidup desa dapat meningkat secara signifikan (27/02/2024)
Desa Kandangsemangkon merupakan desa yang terletak di sisi utara Kabupaten Lamongan, ini memiliki segudang kekayaan yang berasal dari laut. Kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh kelompok 103 Gelombang 3 ini merupakan salah satu kegiatan yang menunjukkan bahwa masyarakat juga dapat membuat produk yang memiliki nilai.
Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini bentuk hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang di inisiasi oleh kelompok 103 gelombang 3 Bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Winda Hardyanti, S.Sos., M.Si. ini beranggotakan lima orang yakni Febriansyah, Izmi Azizah Chumairoh, Alfigo Ramanda Natiska, Gilbert Nathaniel, dan Sultan Andress Hidalgo.
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin banyak dan ketat, Perlu pemikiran yang sedikit matang akan aspek penjualan. Melalui kelompok 103 ini, Penyuluhan, Literasi dan Pendampingan akan dilakukan demi kepentingan bersama sebagai bangsa yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Febriansyah Selaku koordinator kelompok 103 menjelaskan bahwa nilai produk sangat penting. “Produk yang sebelumnya biasa saja atau tidak memiliki nilai dapat dijadikan bernilai apabila kita dapat memandang suatu hal tersebut secara berbeda ataupun dalam perspektif lain,” ujarnya.
Maka itu mahasiswa PMM dari Universitas Muhammadiyah Malang ini langsung terjun ke lapangan untuk secara langsung memberikan pengarahan dan juga bimbingan demi tujuan meningkatkan kualitas hidup para nelayan dan warga desa.
Salah satu program yang diberikan dari kelompok ini kepada komunitas Rukun Nelayan (RN) yaitu Value-Added packaging. Dimana membuat suatu produk ikan giling menjadi bernilai dengan cara membungkus produk untuk memberikan nilai tambah yang dapat bermanfaat dan dijual untuk pasar tertentu.
Penambahan nilai yang dimaksud tersebut dapat merubah kebutuhan atau keinginan dasar yang didasari oleh faktor internal konsumen. Menggunakan bahan baku yang tidak terlalu sulit untuk didapatkan, Melalui toko kemasan yang menyediakan kemasan yang dapat di modifikasi secara personal oleh nelayan yang dirasa sesuai dengan target pasar yang ingin ditargetkan.
Tentu penetrasi ini dilakukan bersamaan dengan digunakannya media sosial sebagai alat tempur dalam kegiatan bisnis para nelayan. Menggunakan beberapa platform media sosial dan juga E-Commerce seperti Instagram, Shopee, Tokopedia dan Facebook menjadi perantara jual beli yang terlihat mainstream digunakan akan tetapi dapat dimaksimalkan menggunakan sudut pandang baru untuk memperoleh pasar yang di targetkan oleh Nelayan dan Kelompok 103.
“Ya, Saya dari kedatangan kelompok mahasiswa PMM ini mendapatkan sudut pandang baru tentang jual-beli barang, Tidak selalu kuantitas yang diandalkan namun kualitas juga harus dikedepankan,” ucap David selaku perwakilan komunitas Rukun Nelayan (RN).
Selain dengan komunitas nelayan, Kelompok PMM 103 Gelombang 3 ini juga melibatkan golongan pemuda, dan juga warga desa dalam melakukan kegiatan pengabdian ini. Literasi-Literasi yang diberikan oleh kelompok tentu berhasil berkat dukungan semua aliran warga.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan perekonomian dan kualitas hidup desa Kandangsemangkon dapat meningkat meskipun tidak terlalu signifikan. “Saya yakin apabila kita tidak merendahkan atau menyepelekan aspek tertentu dalam dunia bisnis, kita sebagai pelaku bisnis akan mendapatkan harapan yang kita inginkan,” ungkap Febri selaku ketua kelompok 103 gelombang 3 saat melakukan penutupan kegiatan.
Penulis: PMM kelompok 103 gelombang 3 tahun 2024
Editor: Abdul Khair