Imparo.net

Mahasiswa PMM UMM Bantu Petani Desa Pagowan Capai Panen Maksimal dengan Inovasi Ramah Lingkungan

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat (PMM) Kelompok 93 Gelombang 1, berinisiatif membantu para petani di Desa Pagowan, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, untuk mengatasi hama tikus yang sering menjadi penyebab gagal panen. Program ini dilaksanakan selama sebulan, mulai dari 18 Juli hingga 18 Agustus 2024.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa dengan kondisi nyata di masyarakat, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan masyarakat.

Dipimpin oleh Sendi Dwi Astuti Nasrullah, mahasiswa Program Studi Hukum UMM, tim yang terdiri dari Ega Sofian Jonna, Mellya Galuh Fatmawati, dan Tarisa Marha Isalia, mengembangkan program pembuatan rumah burung hantu sebagai solusi alami untuk mengendalikan populasi tikus di area persawahan dan perkebunan. Rumah burung hantu ini dibuat dari bahan daur ulang seperti tripleks, yang diharapkan dapat menjadi tempat tinggal bagi burung hantu di sekitar lahan pertanian warga.

“Kami memilih burung hantu karena mereka adalah predator alami tikus. Dengan adanya burung hantu di sekitar lahan pertanian, diharapkan dapat mengurangi populasi tikus yang merusak tanaman,” jelas Sendi.

Hama tikus telah menjadi ancaman serius bagi para petani di Desa Pagowan, dengan banyaknya kerugian yang ditimbulkan, baik dari berkurangnya hasil panen maupun kegagalan panen total. Oleh karena itu, kelompok PMM UMM ini mencari solusi berkelanjutan yang ramah lingkungan, dengan mendatangkan burung hantu sebagai predator alami tikus.

Inisiatif ini mendapat sambutan positif dari warga Desa Pagowan. Para petani merasakan manfaat dari rumah burung hantu ini, yang diyakini mampu mengurangi populasi tikus di lahan mereka. Warga juga mengapresiasi kreativitas mahasiswa UMM yang memanfaatkan bahan daur ulang, sehingga selain membantu pertanian, juga mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Menurut Sendi, keberhasilan program ini sangat tergantung pada partisipasi aktif warga setempat. “Kami berharap warga dapat menjaga dan merawat rumah burung hantu ini, sehingga burung hantu dapat berkembang biak dan terus membantu mengendalikan populasi tikus di lahan pertanian mereka,” ujarnya.

Selain pembuatan rumah burung hantu, tim PMM UMM juga memberikan edukasi kepada warga tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem di lahan pertanian. Mereka mengedukasi warga mengenai dampak negatif penggunaan bahan kimia untuk membasmi hama, serta bagaimana memanfaatkan burung hantu sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.

“Sejak rumah burung hantu mulai ditempati, kami sudah merasakan adanya pengurangan serangan tikus di kebun. Kami sungguh berterima kasih dan berharap semakin banyak inovasi dari mahasiswa yang membantu kami,” ungkap salah satu petani desa.

Sendi berharap bahwa setelah program ini selesai, masyarakat desa tetap dapat memanfaatkan inovasi yang ditinggalkan. Selama program berlangsung, Sendi dan timnya juga mendorong masyarakat untuk merawat lingkungan dengan cara alami, sehingga keseimbangan ekosistem dapat tetap terjaga.

Penulis: Nisrina Nabila (Reporter Imparo.net)

Editor: Abdul Khair

Terbaru

Terpopuler

  • donasi-imparo