Imparo.net

Internasional ICEdu 2024 FKIP UMM: Fokus pada Pengembangan Critical Thinking dan Global Citizenship

Rabu (16/10), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) gelar konferensi pendidikan internasional bertajuk “The 3rd International Conference of Education (ICEdu)” di Ballroom Hotel Rayz UMM. Tema yang diangkat pada konferensi kali ini adalah “Nurturing Critical Thinking and Global Citizenship”.

Dibuka oleh Muhammad Salis Yuniardi selaku Wakil Rektor IV, konferensi tersebut dihadiri oleh dua pembicara utama, yaitu Rima Sotlikova dari Webster University in Tashkent, Uzbekistan dan Lynde Tan dari Western Sydney University, Australia. Serta beberapa pembicara yang diundang, seperti Brian Fairman dari James Cook University, Australia, Dwi Poedjiastutie dari Universitas Muhammadiyah Malang dan lain-lain.

Bramy Biantoro, Ketua pelaksana mengungkapkan, tujuan penyelenggaraan acara konferensi pendidikan adalah mewadahi para peneliti, pendidik, maupun peserta didik dalam menyalurkan karyanya.

“Tujuan secara umum dari pelaksanaan ICEdu itu sebagai wadah untuk peneliti, mahasiswa, tenaga pendidik, untuk menyalurkan karya-karya mereka. Terutama untuk membagikan hasil penelitian mereka,” ungkap Bramy.

Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMM tersebut juga menjelaskan, urgensi dari pemilihan tema tentang pengembangan Critical Thinking, karena melihat fenomena ketidak mampuan anak muda dalam menjawab pertanyaan pengetahuan umum. “Itukan (pertanyaan pengetahuan umum) antara teoritis sama critical thinking. Belum tentu anak-anak yang ditanya kemampuan (pengetahuan) umum, bisa jadi mereka tidak tahu. Tapi bisa jadi saat mereka disuruh untuk problem solving, critical thinking-nya bagus. Itu kita yang berusaha mengklarifikasi trend pendidikan yang saat ini itu apakah sudah dalam koridornya, sudah bagus atau belum,” jelasnya.

Adapun pada sesi presentasi, Rima Sotlikova selaku pembicara pertama mengangkat topik tentang teknik scaffolding untuk meningkatkan critical thinking dalam pengajaran bahasa inggris. Rima menekankan pentingnya penggunaan teknik scaffolding kepada peserta didik agar lebih mandiri dan percaya diri.

“Why do we need Scaffolding technique in ELT? Bridging to independence, building autonomy and confidence. Because if we are going to ask the direct question without any scaffolding techniques, then we cannot build autonomy. So we cannot develop autonomous learners in our classroom,” ujar Rima.

Lalu Lynde Tan dalam materinya menjelaskan tentang penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dalam pembelajaran literasi di tingkat sekolah dasar, serta pengembangan kompetensi guru melalui kerangka TPACK (Technological, Pedagogical, and Content Knowledge). Terdapat dua alasan mengapa AR belum dimanfaatkan secara maksimal dalam lingkungan pendidikan, karena kurangnya penelitian di kelas dan kerangka konseptual yang kuat terkait implementasi teknologi seperti AR.

Kontributor: Zain Arsyi A.

Editor: Abdul Khair

Terbaru

Terpopuler

  • donasi-imparo