Program PMM UMM membawa inovasi dengan kegiatan meronce dari barang daur ulang untuk meningkatkan pendidikan karakter dan motorik halus anak-anak di TK. Melalui meronce, anak -anak tidak hanya melatih motorik halus, tetapi juga mengasah penguasaan emosi anak. Kepala sekolah menyambut antusiasmenya atas kontribusi mahasiswa PMM UMM dalam memberikan alternatif pembelajaran yang bermanfaat dan inovatif (21/2/2024)
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Di inisiasi oleh Kelompok Pengabdian Masyarakat Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Bhaktiku Negeri Kelompok 13 Gelombang 8 tahun 2024. Kegiatan meronce bersama murid dan guru di sekolah dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan. Serta di dampingi langsung oleh DPL Ardik Praharjo, S.AB., M.AB.
Sakinah Istiqamah, selaku koordinator kelompok menjelaskan bahwa program yang mereka buat merupakan hasil diskusi bersama kepala sekolah TK. Ternyata ditemukan sebuah permasalahan, yaitu masih kurangnya pelaksanaan kegiatan yang menarik sehingga sering ditemukannya murid yang lebih tertarik untuk bermain gadget. Dengan begitu tema yang diangkat pada kelompok PMM nya yaitu “Meningkatkan pendidikan karakter dan perkembangan sensori motorik pada anak”, dengan harapan dapat membantu mengurangi permasalahan yang ada di sekolah TK.
“Di TK, jumlah guru yang mengajar masih sangat sedikit, sehingga ide untuk membuat kegiatan yang dapat mencuri perhatian siswa masih sangat minim. Maka dari itu, kami mengangkat kegiatan meronce untuk membuat suasana pembelajaran baru dan juga melatih motorik halus anak,” kata sakinah.
Menurutnya, melatih motorik halus sangat penting bagi usia dini, salah satu cara untuk melatih hal tersebut melalui kegiatan meronce yang dibuat melalui barang daur ulang. Selain mengasah keterampilan otot tangan, meronce juga dapat melatih penguasaan emosi pada anak. Hal ini yang menjadikan kepala sekolah TK, lebih antusias karena mahasiswa PMM UMM dapat membantu meringankan permasalahan yang ada di sekolah.
Mahasiswa jurusan Psikologi tahun 2021 itu juga mengatakan bahwa, meronce yang ditawarkan adalah membentuk sebuah awan dengan hiasan rintik-rintiknya, melalui barang daur ulang seperti sedotan dan kardus bekas. Karena memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses pembuatannya, ia bersama anggota kelompoknya sangat mengayomi dan banyak menerapkan ilmu Psikologi yang telah mereka dapatkan dikelas.
“Selain memberikan metode pembelajaran yang baru kepada anak-anak, kami juga banyak mendapatkan pelajaran selama kurang lebih satu bulan mengabdi di sekolah. Banyak ilmu Psikologi yang kami pelajari secara teori, dan di sekolah ini kami dapat mengimplementasikannya secara langsung,” tambahnya.
“Meronce belum kami terapkan di sekolah TK ini, dengan program yang dibawakan oleh mahasiswa PMM UMM kali ini, memberikan inovasi baru bagi kami para pendidik untuk memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik untuk anak-anak” ucap kepala sekolah dengan penuh antusias.
Lebih lanjut, kepala sekolah TK juga menyampaikan harapannya melalui program yang dibawakan PMM UMM kali ini dapat terus berjalan di dalam sekolah, dengan tujuan membentuk dan melatih motorik halus pada anak, dimana dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan yang menjadi bekal nya dimasa yang akan datang. Sama seperti harapan kepala sekolah, Sakinah dan kelompoknya juga berharap agar murid-murid di sekolah TK bisa mendapatkan dan menerapkan ilmu yang telah diajarkan.
Penulis: Nisrina N.
Editor: Abdul Khair