Imparo.net

Edukasi Penanganan DBD dengan Spray Anti-Nyamuk Serai oleh PMM UMM di Kelurahan Bareng Raya

Kelompok 38 PMM dari Universitas Muhammadiyah Malang melaksanakan kegiatan edukatif di Kelurahan Bareng Raya II RW 08, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Program ini berfokus pada penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD), penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Edukasi dan inovasi yang diberikan kelompok ini bertujuan untuk mengurangi kasus DBD di daerah tersebut melalui penggunaan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa dengan kondisi nyata di masyarakat, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan masyarakat.

Menurut hasil survei yang dilakukan sebelum kegiatan dimulai, Kelurahan Bareng Raya sebelumnya sempat mengalami beberapa kasus DBD, terutama pada anak-anak usia 1,5 hingga 6 tahun dengan gejala ringan hingga sedang. “Di daerah Bareng Raya memang sempat terdapat kasus DBD pada anak-anak,” ujar Bu Yeni, salah satu kader Kelurahan Bareng Raya.

Sebagai tanggapan atas permasalahan tersebut, kelompok 38 PMM UMM memilih untuk memanfaatkan serai sebagai bahan utama dalam pembuatan spray anti-nyamuk alami. Serai (Cymbopogon) dikenal memiliki banyak manfaat, tidak hanya sebagai bahan masakan tetapi juga karena kandungan senyawa geraniol, metil heptenon, dan sitronela yang efektif mengusir nyamuk.

Bu Sulis, Ketua RW VIII, mengapresiasi pilihan bahan yang digunakan dalam program ini. “Sangat bagus jika teman-teman PMM memilih serai, karena di RW kami, serai merupakan salah satu ikon dan juga tanaman toga di kampung, terutama di RT 07. Ini adalah ide baru yang bagus, menambah wawasan warga juga,” ujarnya.

Produk spray anti-nyamuk yang diberi nama “Cymbopogon” dibuat dari campuran serai dan air, yang dapat mengurangi intensitas nyamuk karena bau menyengat dari serai yang tidak disukai oleh nyamuk. Spray ini dirancang aman digunakan, bahkan jika bersentuhan dengan kulit, tidak menimbulkan iritasi atau reaksi alergi. 

“Dengan pembuatan spray yang sangat mudah ini, diharapkan dapat dilakukan oleh siapapun, dan tidak menimbulkan efek samping seperti penggunaan abate yang dapat menyebabkan gatal-gatal,” jelas Wendy, koordinator kelompok PMM.

Sosialisasi cara pembuatan dan penggunaan spray ini dilakukan kepada para ibu rumah tangga di Kelurahan Bareng Raya. Dengan demikian, diharapkan para ibu dapat membuat dan menggunakan spray ini di rumah mereka sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan produk berbahan dasar kimia. Proses pembuatan spray ini juga sangat cepat, hanya memerlukan waktu sekitar lima menit sebelum siap digunakan.

Melalui program ini, kelompok 38 PMM UMM berharap dapat memperkenalkan alternatif pengganti spray anti-nyamuk berbahan kimia yang dapat menimbulkan alergi atau iritasi pada beberapa orang. Selain itu, pemanfaatan serai sebagai bahan utama juga memperkaya manfaat dari tanaman yang telah menjadi ikon RW VIII tersebut. Inisiatif ini diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan DBD secara lebih aman dan efektif di lingkungan masyarakat setempat.

Editor: Abdul Khair

Terbaru

Terpopuler

  • donasi-imparo