Mahasiswa UMM laksanakan program pembuatan ecobrick, mengubah sampah plastik menjadi bahan berguna. Kegiatan ini merupakan upaya kolaborasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Meskipun pandangan pemerintah bervariasi, aktivis lingkungan percaya ecobrick dapat menjadi solusi sementara terhadap masalah sampah plastik (19/02/2024).
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif, sebagai bentuk mengaplikasikan kegiatan positif. Kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hirilisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kegiatan ini dilaksanakan oleh PMM Gelombang 3 kelompok 35 ini beranggotakan 5 orang mahasiswa. Dhika Amanda Aulia Rahma, Nur Fahira Octavia, Zahrah Zahiyah Misdianto, Dheni Tri Hijriyawan, Fitrian Suryo Admojo. Berlokasi di Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Pengabdian Masyarakat di desa ini dilaksanakan selama 32 hari yang dimulai pada tanggal 19 Januari hingga tanggal 19 Februari 2024.
Dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Dana Maretiya Utama, S.T., M.T. Kegiatan ini menyoroti kreativitas dan kontribusi positif mereka dalam menerapkan hasil penelitian universitas secara praktis.
Kegiatan yang kali ini bertajuk “Penyuluhan seputar teknologi sederhana terkait dengan teknik sipil serta pentingnya pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun dan pengembangan lingkungan guna meningkatkan motivasi, kreativitas masyarakat setempat” memiliki berbagai rangkaian kegiatan yang dapat membantu warga setempat khususnya warga yang ada di Desa Kertosari
Program kerja utama yang telah dilaksanakan salah satunya adalah pembuatan karya ecobrick. “Dengan memanfaatkan sampah di sekitar menjadi Ecobrick kita bisa mengurangi sampah plastik yang awalnya merugikan masyarakat dan menjadikannya hal yang bermanfaat ” jelas Dheni salah satu anggota kelompok.
Ecobrick adalah teknik pemanfaatan/pengelolaan sampah plastik yang menggunakan botol-botol plastik bekas yang diisi dengan berbagai sampah plastik hingga penuh kemudian dipadatkan sampai menjadi keras. Kira -kira jika ditimbang kurang lebih beratnya 50g-100g. Seperti yang dikatakan sebelumnya ecobrick ini sangat bermanfaat bagi lingkungan yaitu bisa mengurangi limbah plastik yang berserakan khususnya di Desa Kertosari.
Salah satu alasan pembuat ecobrick sebagai bata yang ramah lingkungan, karena banyak bahan yang ditemukan di sekitar rumah atau sampah plastik yang biasa kita temukan. Dalam hal ini kelompok dibantu oleh adik-adik siswa SDN Kertosari 2 yang mana dapat memberikan mengenai pentingnya kita untuk selalu menjaga lingkungan, dan menambah wawasan mereka dalam hal membuat kerajinan dari sampah plastik.
Kegiatan ini juga didukung oleh pihak sekolah baik itu dari Kepala sekolah dan staff dewan guru di SDN 2 Kertosari. “Sekolah berharap dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh mbak dan mas mahasiswa dapat memberikan ilmu untuk anak-anak agar selalu menjaga lingkungan dan dapat meningkatkan inovasi anak-anak dengan bahan yang dapat didaur ulang,” ujar Ibu Pujiati selaku Kepala Sekolah.
Pandangan pemerintah terhadap ecobrick mungkin bisa beragam tergantung pada konteks dan kebijakan yang ada. Namun, kegiatan peduli terhadap lingkungan di desa ini dengan membuat ecobrick dapat menjadi solusi sementara untuk mengelola limbah plastik dengan cara yang ramah lingkungan. Selain itu ecobrick juga dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan mempromosikan kesadaran akan masalah limbah plastik.
“Saya harap pemerintah mungkin memiliki pandangan yang lebih skeptis terhadap penggunaan ecobrick dan mungkin memilih untuk fokus pada solusi yang lebih terstruktur atau berbasis kebijakan untuk mengatasi masalah limbah plastik secara lebih menyeluruh,” ujar Bapak Ari sebagai aktivis lingkungan di desa kertosari
“Selain itu ecobrick bisa menjadikan lingkungan lebih sehat dan juga perlu diketahui ecobrick bisa dijadikan berbagai macam kerajinan, seperti tempat sampah, kursi, meja, dinding sementara dll,” ucap Zahra anggota PMM kelompok
Karya Ecobrick yang telah dibuat berupa hiasan yang bertuliskan “SDN 2 Kertosari”. Menggunakan kerangka besi yang dibentuk menjadi kalimat tersebut. Karya akhir tersebut selesai pada tanggal 17 Februari 2024. Diharapkan agar warga Sekolah bisa menjaga memelihara karya akhir tersebut supaya bisa dijadikan sebagai kenang kenangan dari anggota pmm kelompok 35 gelombang 3
Penulis: PMM kelompok 35 gelombang 3 tahun 2024
Editor: Abdul Khair