Malang – Melalui diskusi hasil kolaborasi PilahPilih dengan Kader Hijau MUhammadiyah (KHM) yang bertajuk “Merawat Lingkungan dalam Perspektif NU dan Muhammadiyah”. Anak muda Malang kritisi masalah sampah hingga krisis air bersih yang terjadi di Wilayah Malang Raya. (01/12/2023).
Aula Rahma Nuraini dari Kader Hijau Muhammadiyah sampaikan masalah tata kelola yang salah sehingga menjadi sumber masalah lingkungan di Malang Raya. “Masalah Malang Raya ini kompleks, dari mulai dari keringnya sumber mata air, banjir hingga kedaruratan sampah. Ini akibat banyaknya alih fungsi lahan dan kawasan hutan untuk dijadikan perumahan atau pariwisata, namun tidak dipikirkan dengan baik,” ujarnya.
Permasalahan ini diperjelas penyampaiannya saat Abdullah SAM, Ketua PC ISNU Kabupaten Malang. Menjelaskan bawah Malang Raya itu seperti laboratorium bencana, apa saja terjadi disini, dari puting beliung hingga banjir. “Malang ini kan dataran tinggi diapit oleh 2 gunung yang jadi sumber penyerapan dan konservasi air. Kalau sumber air hilang dan banjir terjadi berarti ada yang salah,” ujar inisiator dari pesantren rakyat itu.
Beliau menambahkan bahwasanya solusi dari permasalahan lingkungan ini sebenarnya sudah ada di dalam keseharian ibadah kita. “Setiap ibadah dalam islam tidak lepas dari alam, tanda-tanda masuknya waktu shalat ditandai dengan munculnya matahari, kita berwudhu, menyucikan diri juga dengan air. Sehingga, kita tidak bisa hanya saleh ritual tanpa saleh sosial dan saleh terhadap alam,” sampainya.
Nurbani Yusuf, Wakil Ketua PDM Kota Batu juga menambahkan bahwa dalam Islam, sudah diatur ada 3 hal yang tidak boleh diperjualbelikan. Pertama, air. Air tidak boleh diperjual belikan karena haram hukumnya. Makanya, kita beli itu jasanya. Kedua rumput/pohon itu gratis tidak boleh diperjual belikan Terakhir adalah energi listrik/gas. Ketiga hal ini juga secara Undang-undang sudah harus dikelola oleh negara dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya yang juga Founder Komunitas Padhang Makhsyar.
Di akhir diskusi para narasumber menekankan pentingnya peran masyarakat untuk mengawasi dan terlibat dalam kebijakan lingkungan, terutama di tahun politik mendatang. Bambang Parianom, dari Pusaka menanggapi bahwasanya dalam pemilihan kepala daerah maupun kepala negara, kita harus memilih Pemimpin yang secara Ubudiyah, Siyasah dan Muamalahnya baik secara satu kesatuan.
“Melalui PilahPilih kita berharap isu lingkungan dapat menjadi salah satu isu penting yang dapat dijadikan dasar “memilah” dan juga “memilih” di Pemilu nanti.” tutup Elok F. Mutia, perwakilan dari Umat untuk Semesta
Tentang PilahPilih
PilahPilih adalah sebuah inisiatif dari kolaborasi umat islam untuk dampak perubahan iklim dalam menanggapi keresahan di tahun politik. Lewat survey website PilahPilah.id , anak muda dapat memilih apa isu lingkungan yang paling membuat mereka resah sekaligus menyampaikan unek-unek terkait pemilu di Februari 2024 mendatang.
Sumber: Press Rilis Kader Hijau Muhammadiyah X PilahPilih
Editor: Abdul Khair